Oleh : Sri Hastuti, S.Pd, M.Si
Kepala Sekolah SDN 2 Bambe Driyorejo Kabupaten Gresik
Modal
utama mengajar adalah kesiapan dan kemampuan guru dalam mengajar serta
penguasaan materi yang akan diajarakan. Kondisi peserta didik juga merupakan
faktor pendukung dami tercapainya keberhasilan dalam mengajar. Lingkungan yang
ramah dan bersahabat juga sangat menunjang suatu tujuan dalam proses
pembelajaran.
Menurut
Hendro, S.D., doktor lulusan Berklee School Of Music-Boston USA, musik memiliki
tiga unsur di dalamnya, yaitu : melodi, ritme, dan harmoni. Melodi merupakan
rangkaian nada-nada (notasi) yang tersusun atau tertata indah, naik maupun
turun sehingga menjadi sebuah lagu. Ritme merupakan derap langkah atau iringan
(rhitem) untuk mengiringi melodi (lagu) sehingga memiliki irama dan tempo.
Sedangkan harmoni merupakan keselarasan dan keindahan bunyi yang ditimbulkan
antara melodi dan ritme dengan memberikan hiasan (ornament) dan tanda dinamika
sehingga melodi (lagu) tersebut menjadi enak didengar.
Kemampuan
siswa yang sangat kurang dalam bermain alat musik, disebabkan karena kurangnya
pemahaman dalam seni musik dan cara pengajaran yang hanya menggunakan teori
saja tanpa melibatkan siswa untuk mempraktekannya dangan menggunakan alat
musik. Bermain musik dapat mencintakan anak terhadap seni musik. Musik dapat
mencerminkan emosi-emosinya dan membantunya belajar mengekspresikan
perasaannya.
Perkembangan Anak
Ketika
anak itu tumbuh, ketrampilan sosial dan akademiknya dapat ditingkatkan melalui
keakrabannya dengan musik. Musik dapat mencerminkan emosi-emosinya dan
membantunya belajar mengekspresikan perasaannya. Memainkan musik bersama orang
lain dapat memperkuat keakraban dan meningkatkan ikatan kekeluargaan.
Bakat
musik sebaiknya dikembangkan sejak dini, tapi bukan berarti tak ada kesempatan
bagi yang sudah dewasa untuk untuk mengembangkan kemampuan bermain musik.
Setelah seharian lelah dengan berbagai aktifitas, dengan memainkan alat musik
dapat sebagai hiburan atau refresing supaya otak dan pikiran dapat segar
kembali. Dengan memainkan alat musik bukan hanya aspek kognitifnya saja yang
berkembang tapi aspek psikomotornya atau ketrampilannya juga berkembang.
Metode Demonstrasi Lebih Disukai Anak
Metode demonstrasi merupakan salah satu bentuk
kreatifitas anak yang dipakai untuk mengajarkan seni musik dengan tujuan anak
lebih terampil dalam bermain musik, tidak membosankan dan melatih anak untuk
lebih berani tampil dalam suatu kegiatan, misalnya acara pentas seni.
Kepiawaian anak dalam bermain musik dapat terlihat jelas saat dia bersama
teman-temannya ataupun sendiri dalam memainkan alat musik. Dari situlah
tercipta suatu keharmonisan yang sangat luar biasa, suasana seperti ini juga
sangat diharapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut
S. Nasution, selama ini sekolah-sekolah sering kali melupakan pembentukkan
kepribadian dan lebih cenderung pada pendidikan intelektual. Padahal pendidikan
kepribadian yang lebih dikenal dengan “Emosional Lerning” atau belajar
berdasarkan emosi sangat banyak penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tingkat emosi anak dapat dikontrol saat mereka sedang memadukan nada-nada
bersama teman-temannya, sehingga dapat tercipta suatu karya seni yang indah.
Ternyata
metode demonstrasi dalam seni musik bisa meningkatkan kegairahan anak dalam
memainkan alat musik. Anak lebih paham materi yang diajarkan, karena langsung
dipraktekkan. Upaya ini akan berhasil apabila ada kesadaran dari anak sendiri,
dukungan orang tua, dan dukungan masyarakat. Mungkin ada anggapan, seni musik
bukan pelajaran pokok karena tidak ikut dalam ajang Ujian Nasional.
Untuk
mencapai hasil belajar yang diinginkan tersebut siswa diharapkan dapat :
- Memperagakan teknik memainkan alat musik ritmis (tidak memiliki nada) dan melodis (memiliki nada) secara berkelompok.
- Memainkan sebuah lagu dengan alat musik melodis.
- Mempertunjukkan karya musik kepada anggota kelas lain dengan bermain alat musik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsini, 1991. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi
Aksara.
Hendro, S.D.,
2004. Cara Praktis Berimprovisasi, Jakarta : Puspa Swara.
Moeliono, Anton,
M., 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PN Balai Pustaka.
Tim Bina Karya
Guru, 2005. Kerajinan Tangan dan Kesenian Kelas 5 SD, Jakarta :
Erlangga.
Referensi aja....
BalasHapus